Monday, April 2, 2012

KU TAHU PASTI

kutahu pasti
waktu terus berlalu tanpa tepi tasik
tanpa berhenti angin
semacam engkau tiba-tiba enggan bercakap
bila akan mengaibkan seseorang
isyarat sikap terpuji

sebuah taman terindah singgah di tubuhmu
tapi nescaya tidak menari lama di pentas
tatkala tiba detiknya daun pun kan gugur
tanpa dipaksa
berikan segumpal tangisan bagi sesetengah orang
namun bagi yang tak sedar
melihat peristiwa itu perkara biasa saja
tanpa menyisa apa-apa kesan di jiwa

lalu usah berbangga
itu semua hanya dipinjamkan saja
jadilah seorang yang pintar dengan bersyukur
Tuhan pasti menambahkan lagi nikmat-Nya padamu

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar, Melaka.
[tersiar di Suara Keadilan edisi 27 Mac, 2012]

SAJAK HARI JUMAAT

hari paling manis pada senyum yang tak sekedar terlukis di bibir
tapi lahir dari cetusan hati yang paling ikhlas menyerupai bening embun
di laman pagi dalam seminggu

kelihatan kaum lelaki berpakaian indah seusai mandi
berbau wangi seperti wajah ceria
sebaik doa suci dimakbulkan Tuhan
maka dengan langkah yang sederhana
menuju masjid sebagai tetamu-Nya di saf pertama
didorong oleh rindu yang sarat di kalbu

sungguh lapang selapang padang
jiwa tenang
seusai solat Jumaat
mengukuhkan perpaduan
mengeratkan tali persaudaraan
aku berharap selepas Jumaat ini
aku masih lagi mampu mengisi rumah-Mu
mendengar amanat dan nasihat dari mimbar
yang sangat berguna ke arah ketakwaan
pada hari Jumaat berikutnya

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
Selandar, Melaka.

[TERSIAR DI HARAKAH EDISI 2 – 3 MAC 2012]

DI KESUNYIAN MALAM

di kesunyian malam;
seseorang tidak mampu menjawab pertanyaan diam membisu;
jeritan terlipat pada bayi kecil tergeletak sepi membarisi jumlah kematian
oh sungguh sakitnya peradaban manusia kini!

aku merindui senyummu yang senantiasa meminjam kecantikan bianglala
atau sekuntum mawar yang lazimnya kauselitkan secebis harapan
walaupun jarak memisahkan kita yang sangat pahit untuk ditelan
namun engkau masih tetap akrab dengan hati
seperti laut dan ombak
seperti bunga dan madu

anak-anak yang ada bersamamu adalah pertanda
bahawa kita pernah menganyam cinta biru di langit
maka bimbinglah mereka agar jiwanya penuh dengan Tuhan yang Satu
yang boleh menyedarkannya dari tidur
tentang asal-usul diri, dari mana datang
dan ke mana titik kesudahan nanti

anak-anak itu sesungguhnya pelita kita
bila mata terpejam besok
biarlah mereka tak lupa mendoakan
kesejahteraan kita di alam abadi

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
Selandar, Melaka.

[tersiar di Harakah 16 Mac 2012]

Wednesday, February 29, 2012

SOSOK KEPERIBADIAN DINAUNGI GERHANA BULAN

biji-biji dosa yang tercipta melengkapkan sebuah kealpaan
lorong yang tak seharusnya dijejaki sang hamba
kerana seribu durinya begitu berbisa tak terdduga
menuju diri yang sedikit demi sedikit terhindar
sentuhan ajaib hidayah dan rahmat
dambaan setiap insan yang beriman
ingin kuhantarkan kepada matahari yang terbenam
saban petang terakhir
biar mengamalkan lelap yang paling sempurna

semalam aku begitu ghairah menyiakan waktu
dan usia tergolong muda
sehingga sosok keperibadian dinaungi gerhana bulan;
patah sayap tak mampu terbang
menggapai redha-Mu
persis mawar layu tergeletak lirih di bumi sunyi
hilang warna dan bau yang menawan
menjadi kebanggaan diri
tak siapa sudi memandang
Tuhan apa lagi!

Lakaran:
Mohd Adid Ab Rahman


[tersiar di Harakah edisi 16 – 19 Januari, 2012]

TIBA-TIBA ANGIN BERTIUP KENCANG

i
tiba-tiba angin bertiup kencang dan daun-daun bergetar
serupa kipas
kau ingin mendekati jauh yang melekat di kaki langit
tak ada perahu tertambat utuh di pelabuhan
meninggalkan aku sepi keseorangan

ii
memang di luar kawasan fikirku
tak terduga
o…atas alasan apakah tak mampu dimengertikan
membaca sepotong ayat yang mandulkan makna
tapi masa depan pasti nescaya kelam
jika hari ini tidak berusaha menyalakan bintang-bintang

iii
sekiranya keadaan bisa memberimu sekuntum bunga
bahagia menggebu
maka pergilah! tak wajar sama sekali aku menahannya
di sisiku yang pernah kauisi
memiliki kekosongan
mungkin esok kan datang membawa penggantinya

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
Selandar, Melaka
2 Jan. 2012

[TERSIAR DI MINGGUAN WARTA PERDANA
EDISI 5 FEBRUARI 2012]

PERJALANAN HIDUPKU

hidup yang hanya sebentar di sini
tak akan dibiarkan berdegup dalam buih-buih laut
yang akhirnya pecah tak tinggal apa-apa selain kesia-siaan
tetap berusaha mencapai tangkai suci
keredhaan-Mu, Tuhan

sesungguhnya hidup bila dibiarkan memanjang
tanpa tujuan dan pegangan
menyamai dedaun kering
di permukaan sungai
terapung dan hanyut
dan pada kesimpulannya berakhir di muara
yang kotor berlumpur
tanpa harga kecuali kehinaan

kujadi Engkau kekasihku paling setia
bukankah ini yang Engkau sukai?

Kota Bharu
2001 – 2012

[TERSIAR DI MAJALAH SOLUSI EDISI 41: FEB 2012]

LUKA HATI

luka hati di matahari yang menderitai gerhana yang teruk
sentiasa mengembara namun tak menemukan titik tujuan
begitulah mimpi indah seseorang
tidak pernah mencapai puncak gunung tinggi realiti
jika enggan berusaha
kecuali percakapan-percakapan yang sia-sia di warung kopi
jauhilah diri dari terpalit lumpur
wangikan hidup dengan sejuta bunga

entah bila embun kan mengecil dan mengering
di bawah terik matahari
lalu beribu-ribu senyum dari madu lebah
mengunjungi dan menetap
seperti rama-rama hinggap
di bibir manismu?

luka hati ini kubawa dengan tabah
dalam menapaki hari-hari muka
tanpa mengharapkan huluran simpati siapa-siapa
kuubati dengan redha
dan selalu mendekati-Nya dengan sebuah ketaatan
yang abadi
lalu aku pun dapat bermesra
dengan sejuta orang ketawa

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
8 Januari, 2012

[tersiar di Majalah Perempuan bil… Februari 2012]

KALAU INILAH SEBUAH MALAM

Zaman berputar kian tercabul udara dijauhi sentuhan kebeningan
sungai atau laut yang tergelincir dari jernih embun; kata-kata orang ikhlas
sudah begitu langka dan sangat sukar ditemukan di celah-celah!
oleh akhlak membangkai orang-orang kita; kegiatan rasuah
kecil atau besar tumbuh tanpa jumpa jejak lenyap; pembuangan bayi
yang tak berdosa seperti seseorang membuang sial dengan segala rasa benci
telah merosakkan kecantikan peradaban manusia yang mulia

Samudera mencetuskan gelombang-gelombang keras
bimbang dan resah di hatiku
dan orang-orang yang mencintai damai

Kalau inilah sebuah malam
hari ini kita mulakan langkah menjadi sekelompok sinar
yang menelan habis sejuta kelam!

Karya,
Mohd Adid Ab Rahman
Kota Bharu, Kelantan.
4 Jun, 2011

TERSIAR di MEDIATERKINI edisi 1 FEBRUARI 2012

HIDUP DI SINI TERLALU SINGKAT

waktu kekal terus mengusir pucuk-pucuk mudaku tanpa halangan
atau penjara bagi pesalah tegar agar bingkas sedar
dan segera kembali ke jalan yang benar
lalu tak dusta sedikit demi sedikit nescaya sampai di kota tua
tanpa mampu dihindari

o… hidup di sini terlalu singkat
betapa kain perempuan muda zaman kini
aurat biar tersingkap tak perlu disembunyikan
tanpa silu
tanpa rasa berdosa
telah melacuri keindahan firman
dan sunnah Rasul adalah pelita di malam kelam

hidup di sini terlalu singkat
seharusnya dipermanis menjadi mutiara berkilau mewah
taman diriasi bunga-bunga
telah kuselitkan di kelopaknya
doa dan harapan

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar, Melaka.

[tersiar mingguan warta perdana 26 feb 2012]

Sunday, January 8, 2012

HANYA TINGGAL MENGHARAP

menikmati waktu manis dari sekuntum mawar
yang telah lupa
maka hati pun terus dihinggapi rama-rama kegembiraan
seperti suara azan bertalu-talu petanda sudah masuk waktu solat
kemudian tampaklah beberapa orang yang bergegas ke surau
seperti didorong oleh rindu melangit
engkaukah itu?

kini aku bersama sepi seperti pelita yang ditinggalkan nyala di sudut
hanya tinggal mengharap bahwa besok kan datang bersama kereta
membawa sekelompok kebahagiaan bagi hidup
dan nasib tercermin pada kebun hijau yang subur
penuh dengan kembang-kembang harum
penuh dengan buah-buah ranum
sesedap ucapan salam yang sering kauucapkan
bukankah itu penguat ikatan tali silaturrahim?

Karya,
Mohd Adid Ab Rahman
Selandar, Melaka

SEJAMBAK HARAPAN

sejambak harapan menyalami bintang-bintang cemerlang
hanya bangunan persaudaraan terbina di bawah satu langit akidah
tentu tak tergugat oleh sebarang bentuk ancaman
tetap dalam kekuatan gunung-gunung
atau hembusan taufan yang meruntuhkan
buat membenamkan malam-malamku
dalam-dalam
yang seringkali menggigit tangkai nasib
tergantung di langit kelabu

bilakah sejambak harapan ini bertukar doa bening
yang dimakbulkan atau ini merupakan dugaan Tuhan
buat menguji keimanan di dada?

Namun aku tetap teguh berlari
dengan semangat tak menemukan jeda hujan; orang-orang tidur
meninggalkan tanggungjawab seorang hamba
sengaja menempah murka Tuhan
meletakkan sejambak harapan di pundak senja
yang perlahan-lahan tenggelam dalam lautan sunyi
lalu mengukir senyum bahagia
di keluasan padang jiwa

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar, Melaka
4 September, 2011

[TERSIAR DI MEDIATERKINI edisi 1 Januari, 2012]