Saturday, January 22, 2011

DIRI YANG KOTOR DIHINGGAPI DEBU-DEBU DAN BERDAKI

Lihatlah sampah-sarap berselerakan tanpa mengenal huruf
disiplin di sekolah, telah mencemarkan pemandangan alam sekeliling
yang cantik seharusnya disyukuri dengan keinsafan
cukup untuk aku mengatakan penjelmaan sikap buruk
dan tidak bertanggungjawab sesetengah penduduk

Diri yang kotor dihinggapi debu-debu dan berdaki
perlu segera berlari tanpa toleh
tak suka singgah
menghantarnya ke sudut
membasuh sebersih-bersihnya
seperti leburnya hasad
diinjak keikhlasan di hati
sehingga menjelma lelaki yang dikasihi Tuhan
dan terbina jembatan keakraban dengan-Nya

Karya,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar, Melaka.

[Tersiar di Majalah Pendidik edisi Jan. 2011]

SUDAHKAH KAU BERLARI KELUAR?

ternyata masih berbaki di kalangan kita
yang betah dan mudah memilih
untuk berada di kamar
suka memintal dan memutar kata-kata
lalu terbentuklah raut wajah pendustaan yang keji
demi mengisi saku baju
kepentingan diri juga mengenyangkan nafsu
tak terbatas sebenarnya

bukanlah budaya orang-orang mukmin
tak secuit pun ingin mendengar
suara suci dari halaman syariat
yang menawarkan seribu mawar kebaikan

sudahkah kau berlari keluar
menyalami orang-orang yang jujur
tidak berkata-kata melainkan yang benar?

karya,
Mohd Adid Ab Rahman

[Tersiar di Media Terkini, edisi 15 Januari, 2011]

DI GAPURA MUSIM BARU 2 0 11

berada di warung tak terasa
o… begitu lekasnya jarum musim
memutar roda kereta
seperti menyembunyikan bunyi detak langkahnya
tahu-tahu kita sudahpun
di gapura musim baru 2011
yang mempergelar padang waktu
untuk dijejaki kiranya dengan azam unggu
dada menyala waspada
semangat menegak gunung

di musim baru ini
kita menghitung kembali jejak-jejak lalu
yang tertinggal di jalan semalam
melihat raut wajah di cermin
lantas bacalah kekurangan berapa?
yang salahnya apa?

mari kita buru senyum kebahagiaan
pada bintang-bintang ketawa di kolong langit
tanpa bertangguh
sebab betapapun cantiknya istana impian
jika tiada usaha gigih membinanya
akan jadi sia-sia belaka
lihatlah buih-buih yang memutih molek di segara
akhirnya pecah tidak sedikitpun berguna.

Nukilan,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar.


[Tersiar di Harakah edisi 3 – 6 Januari, 2011]