Wednesday, February 29, 2012

SOSOK KEPERIBADIAN DINAUNGI GERHANA BULAN

biji-biji dosa yang tercipta melengkapkan sebuah kealpaan
lorong yang tak seharusnya dijejaki sang hamba
kerana seribu durinya begitu berbisa tak terdduga
menuju diri yang sedikit demi sedikit terhindar
sentuhan ajaib hidayah dan rahmat
dambaan setiap insan yang beriman
ingin kuhantarkan kepada matahari yang terbenam
saban petang terakhir
biar mengamalkan lelap yang paling sempurna

semalam aku begitu ghairah menyiakan waktu
dan usia tergolong muda
sehingga sosok keperibadian dinaungi gerhana bulan;
patah sayap tak mampu terbang
menggapai redha-Mu
persis mawar layu tergeletak lirih di bumi sunyi
hilang warna dan bau yang menawan
menjadi kebanggaan diri
tak siapa sudi memandang
Tuhan apa lagi!

Lakaran:
Mohd Adid Ab Rahman


[tersiar di Harakah edisi 16 – 19 Januari, 2012]

TIBA-TIBA ANGIN BERTIUP KENCANG

i
tiba-tiba angin bertiup kencang dan daun-daun bergetar
serupa kipas
kau ingin mendekati jauh yang melekat di kaki langit
tak ada perahu tertambat utuh di pelabuhan
meninggalkan aku sepi keseorangan

ii
memang di luar kawasan fikirku
tak terduga
o…atas alasan apakah tak mampu dimengertikan
membaca sepotong ayat yang mandulkan makna
tapi masa depan pasti nescaya kelam
jika hari ini tidak berusaha menyalakan bintang-bintang

iii
sekiranya keadaan bisa memberimu sekuntum bunga
bahagia menggebu
maka pergilah! tak wajar sama sekali aku menahannya
di sisiku yang pernah kauisi
memiliki kekosongan
mungkin esok kan datang membawa penggantinya

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
Selandar, Melaka
2 Jan. 2012

[TERSIAR DI MINGGUAN WARTA PERDANA
EDISI 5 FEBRUARI 2012]

PERJALANAN HIDUPKU

hidup yang hanya sebentar di sini
tak akan dibiarkan berdegup dalam buih-buih laut
yang akhirnya pecah tak tinggal apa-apa selain kesia-siaan
tetap berusaha mencapai tangkai suci
keredhaan-Mu, Tuhan

sesungguhnya hidup bila dibiarkan memanjang
tanpa tujuan dan pegangan
menyamai dedaun kering
di permukaan sungai
terapung dan hanyut
dan pada kesimpulannya berakhir di muara
yang kotor berlumpur
tanpa harga kecuali kehinaan

kujadi Engkau kekasihku paling setia
bukankah ini yang Engkau sukai?

Kota Bharu
2001 – 2012

[TERSIAR DI MAJALAH SOLUSI EDISI 41: FEB 2012]

LUKA HATI

luka hati di matahari yang menderitai gerhana yang teruk
sentiasa mengembara namun tak menemukan titik tujuan
begitulah mimpi indah seseorang
tidak pernah mencapai puncak gunung tinggi realiti
jika enggan berusaha
kecuali percakapan-percakapan yang sia-sia di warung kopi
jauhilah diri dari terpalit lumpur
wangikan hidup dengan sejuta bunga

entah bila embun kan mengecil dan mengering
di bawah terik matahari
lalu beribu-ribu senyum dari madu lebah
mengunjungi dan menetap
seperti rama-rama hinggap
di bibir manismu?

luka hati ini kubawa dengan tabah
dalam menapaki hari-hari muka
tanpa mengharapkan huluran simpati siapa-siapa
kuubati dengan redha
dan selalu mendekati-Nya dengan sebuah ketaatan
yang abadi
lalu aku pun dapat bermesra
dengan sejuta orang ketawa

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
8 Januari, 2012

[tersiar di Majalah Perempuan bil… Februari 2012]

KALAU INILAH SEBUAH MALAM

Zaman berputar kian tercabul udara dijauhi sentuhan kebeningan
sungai atau laut yang tergelincir dari jernih embun; kata-kata orang ikhlas
sudah begitu langka dan sangat sukar ditemukan di celah-celah!
oleh akhlak membangkai orang-orang kita; kegiatan rasuah
kecil atau besar tumbuh tanpa jumpa jejak lenyap; pembuangan bayi
yang tak berdosa seperti seseorang membuang sial dengan segala rasa benci
telah merosakkan kecantikan peradaban manusia yang mulia

Samudera mencetuskan gelombang-gelombang keras
bimbang dan resah di hatiku
dan orang-orang yang mencintai damai

Kalau inilah sebuah malam
hari ini kita mulakan langkah menjadi sekelompok sinar
yang menelan habis sejuta kelam!

Karya,
Mohd Adid Ab Rahman
Kota Bharu, Kelantan.
4 Jun, 2011

TERSIAR di MEDIATERKINI edisi 1 FEBRUARI 2012

HIDUP DI SINI TERLALU SINGKAT

waktu kekal terus mengusir pucuk-pucuk mudaku tanpa halangan
atau penjara bagi pesalah tegar agar bingkas sedar
dan segera kembali ke jalan yang benar
lalu tak dusta sedikit demi sedikit nescaya sampai di kota tua
tanpa mampu dihindari

o… hidup di sini terlalu singkat
betapa kain perempuan muda zaman kini
aurat biar tersingkap tak perlu disembunyikan
tanpa silu
tanpa rasa berdosa
telah melacuri keindahan firman
dan sunnah Rasul adalah pelita di malam kelam

hidup di sini terlalu singkat
seharusnya dipermanis menjadi mutiara berkilau mewah
taman diriasi bunga-bunga
telah kuselitkan di kelopaknya
doa dan harapan

karya,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar, Melaka.

[tersiar mingguan warta perdana 26 feb 2012]