Saturday, January 15, 2011
OH ALANGKAH MALUNYA AKU DI BUMI-MU
puji dan syukur mengambil degupan ombak laut
tanpa pelabuhan atau angin tersangkut
bagi-Mu, Tuhan
yang selalu berbaik denganku
mengajar segala huruf kebaikan
aku mendengar lantas segera melakukannya
hanya kadangkala bertamu juga mendung di kolong langit
aku tercampak ke detik-detik terlupa
menjadikan tidak mampu menyempurnakan semuanya
namun Engkau tetap pemaaf atas segala dosa
walau bintang-bintang di langit tak terjumlah banyak
telah pelbagai nikmat yang sulit diukur
Engkau tuangkan ke gelasku
sehingga sejauh nafas diiringi harum mawar
tanpa derita seperti warna rama-rama sangat cantik
jika sekali aku tidak solat misalnya
oh alangkah malunya aku di bumi-Mu
melebihi takutku pada azab-Mu yang sangat pedih
karya,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar, Melaka.
[Telah tersiar di Utusan Melayu Mingguan 27 Disember, 2010]
tanpa pelabuhan atau angin tersangkut
bagi-Mu, Tuhan
yang selalu berbaik denganku
mengajar segala huruf kebaikan
aku mendengar lantas segera melakukannya
hanya kadangkala bertamu juga mendung di kolong langit
aku tercampak ke detik-detik terlupa
menjadikan tidak mampu menyempurnakan semuanya
namun Engkau tetap pemaaf atas segala dosa
walau bintang-bintang di langit tak terjumlah banyak
telah pelbagai nikmat yang sulit diukur
Engkau tuangkan ke gelasku
sehingga sejauh nafas diiringi harum mawar
tanpa derita seperti warna rama-rama sangat cantik
jika sekali aku tidak solat misalnya
oh alangkah malunya aku di bumi-Mu
melebihi takutku pada azab-Mu yang sangat pedih
karya,
Mohd Adid Ab Rahman
SMK Selandar, Melaka.
[Telah tersiar di Utusan Melayu Mingguan 27 Disember, 2010]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment